Gas
yang digunakan untuk system pendingin adalah sebuah REFRIGERANT
Menyinggung masalah Refrigerant, Refrigerant merupakan fluida yang digunakan
untuk mendinginkan lingkungan bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan
yang bersuhu tinggi. Salah satu refrigeran paling terkenal saat ini adalah CFC alias
FREON (R-11, R-12, R-21, R-22 dan R-502)
CFC (Chloro-Fluoro-Carbon) alias R22 memegang peranan penting dalam sistem
refrigerasi, sejak ditemukan pada tahun 1930. Hal ini dikarenakan CFC memiliki
properti fisika dan termal yang baik sebagai refrigeran, stabil, tidak mudah
terbakar, tidak beracun dan kompatibel terhadap sebagian besar bahan komponen
dalam sistem refrigerasi.
Akan tetapi setelah masyarakat mengetahui hipotesa bahwa CFC termasuk Ozone
Depleting Substance (ODS), yaitu zat yang dapat menyebabkan kerusakan ozon,
masyarakat mulai mencoba melakukan penghentian pemakaian ODS dan dituangkan ke
dalam beberapa konvensi, seperti Vienna Convention pada bulan Maret 1985, Montreal
Protocol pada bulan September 1987 dan beberapa amandemen lainnya. Pemerintah
Indonesia telah meratifikasinya melalui Keppres RI No. 23 tahun 1992.
R134a sebagai salah satu alternatif memiliki beberapa properti yang baik, tidak
beracun, tidak mudah terbakar dan relatif stabil.
R-134a juga memiliki kelemahan di antaranya, tidak bisa dijadikan pengganti
R-12 secara langsung tanpa melakukan modifikasi sistem refrigerasi (drop in
subtitute), relatif mahal, dan masih memiliki potensi sebagai zat yang dapat
menyebabkan efek pemanasan global karena memiliki Global Warming Potential
(GWP) yang signifikan.
Selain itu R-134a sangat bergantung kepada pelumas sintetik yang sering
menyebabkan masalah dengan sifatnya yang higroskopis.
Alternatif lain yang ditawarkan adalah refrigeran hidrokarbon. Sebenarnya
hidrokarbon sebagai refrigeran sudah dikenal masyarakat sejak 1920 di awal
teknologi refrigerasi bersama fluida kerja natural lainnya seperti ammonia, dan
karbon dioksida. Hidrokarbon yang sering dipakai sebagai refrigeran adalah
propana (R-290), isobutana (R-600a), n-butana (R-600). Campuran yang sering
digunakan di antaranya R-290/600a, R-290/600 dan R-290/R-600/R-600a.
Hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan seperti ramah lingkungan, yang
ditunjukkan dengan nilai Ozon Depleting Potential (ODP) nol, dan GWP yang dapat
diabaikan, properti termofisika dan karakteristik perpindahan kalor yang baik,
kerapatan fasa uap yang rendah, dan kelarutan yang baik dengan pelumas mineral.
Pemakaian hidrokarbon dengan isu hemat energi dan ramah lingkungan masih belum
bisa diterima secara luas seperti pemakaian freon sebagai refrigeran.
Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akan sifat hidrokarbon yang
bisa terbakar. Sifat ini sebenarnya tidak membahayakan jika digunakan sesuai
prosedur yang benar. Untuk memahami bekerja dengan prosedur yang benar, mau
tidak mau diperlukan pengetahuan tentang karakteristik hidrokarbon. Seperti
pepatah mengatakan, “tak kenal maka tak sayang”, kita tidak akan mau
menggunakan hidrokarbon jika tidak mengenalnya.
Sumber
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment